Di pucuk waktu, kami berdua bersatu,
Cinta sejati kami terjalin indah dan kuat.
Namun takdir menguji, memisahkan kita,
Walau berpisah, cinta ini tetap abadi.
Dalam setiap detak jantung yang berdebar,
Ku rindukan senyummu, belaian hangat tanganmu.
Tinggallah kenangan indah dalam hati,
Cinta sejati tak akan luntur oleh waktu.
Di sini, dalam senja yang merona,
Engkau adalah cahaya yang menghias hari-hari.
Takdir mempertemukan kita dalam cerita cinta,
Namun kini saatnya aku melepaskanmu pergi.
Dalam cinta ini, aku mengijinkanmu terbang,
Seperti burung yang bebas mengejar impian.
Walau cinta kita tak lagi satu jalur,
Aku rela melihatmu bahagia dengan yang lain.
Kasih, jangan ragu melangkah maju,
Menemukan cinta baru yang tulus dan suci.
Ingatlah, hatiku selalu menyertaimu,
Dalam doa, senyum, dan ketenangan hati.
Percayalah, rasa cinta tak pernah hilang,
Meski kini berbeda jalan kita berjalan.
Saling mengerti dan saling melepaskan,
Itulah cinta sejati yang tulus memahami.
Biarkan cerita kita berakhir dengan indah,
Kembali kepada lembaran baru kehidupan.
Sampai waktu bertemu lagi di tepian fajar,
Aku mencintaimu, selamanya dan selalu.
Pergilah, istriku tercinta,
Tersenyumlah di dalam pelukan yang baru.
Ingatlah bahwa di hatiku tetap ada tempatmu,
Aku mencintaimu, meski kini kita berjauhan.
Meski engkau telah pergi bersama anak-anak kita,
Cinta ini tak pernah berubah, tetap suci dan tulus,
Ku simpan dalam doa dan kerinduan yang tak terduga.
Engkau memilih pergi bersama mereka.
Ku menangis dalam deru kesepian,
Namun ku tetap mencintaimu, tak berubah sekalipun kenyataan ini.
Kisah cinta takdirkan bersimpul indah.
Engkau, sang istri tercinta penuh bahagia,
Kupu-kupu di hatimu kini melayang bebas.
